KARUNAKEPRI.COM – Walikota Batam, Muhammad Rudi, berharap Batam menjadi Zero Stunting.
Untuk itu ia mengajak semua pihak bersinergi dalam pencegahan dan penanggulangan Stunting Ini.
Kendati saat ini kasus Stunting di Batam cukup rendah hanya 1.5 persen atau sekitar 899 anak.
“Mari Kita semua bersama dan bersinergi dalam pencegahan dan penanggulangan Stunting Ini.
Sehingga Prevelensi Stunting di Kota Batam menjadi zero Stunting,” ujar Walikota Batam melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin, Selasa (23/04).
Untuk tercapainya Zero Stunting ini Pemko Batam melalui Bappelitbang menyelenggarakan Rembuk Stunting Tingkat Kota Batam Tahun 2024 di Ruang Rapat Hang Nadim, Selasa (23/04).
Rembuk Stunting dilaksanakan untuk musyawarah penyusunan perencanaan pencegahan penurunan Stunting pada Tahun 2025.
“Melalui rembuk Stunting ini Saya harap lakukan perencanaan dan hitung anggaran yang dibutuhkan untuk pencegahan Stunting ini. Jika memang anggaran Kita kurang, Kita bisa minta bantuan pada pengusaha melalui program Bapak Asuh.
Tujuannya agar prevelensi Stunting di Kota Batam menurun,” jelas Jefridin mewakili Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.
Dijelaskannya bahwa Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Ia mengatakan bahwa Stunting menjadi perhatian Presiden karena angka Stunting Indonesia masih cukup tinggi.
Menurut SSGI 2022 angka Stunting Indonesia 21,6 persen.
Di Kota Batam angka Stunting menurut Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 15,2 persen.
Namun menurut data EPPGM dari Posyandu Prevalensi Stunting Batam Tahun 2023 Adalah 1.72 persen yaitu 1.022 Anak Stunting dan sampai dengan bulan Februari 2024 angka Stunting di Batam menurun menadi 1.5 persen atau 899 anak.***
Sumber : Humas Pemko Batam