KARUNAKEPRI.COM,AFRIKA TIMUR – Setelah reda dengan wabah mematikan Virus COVID-19, kini sudah muncul lagi wabah misterius bernama Virus Dinga Dinga.
Wabah ini kini telah menyerang wilayah distrik Bundibugyo, Uganda, Afrika Timur, sebanyak 300 orang warga positif telah terjangkit.
Penyakit ini, yang sebagian besar menyerang perempuan dan anak perempuan.
Gejalanya ditandai dengan gejala demam, getaran tubuh berlebihan, dan gangguan kemampuan bergerak.
Menurut Dr. Kiyita Christopher, Petugas Kesehatan Distrik Bundibugyo, bahwa penyakit ini telah dilaporkan sejak awal tahun lalu.
Sampel dari pasien telah dikirim ke laboratorium Kementerian Kesehatan untuk analisis, tetapi hingga kini penyebabnya belum teridentifikasi.
“Penyakit ini umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, dan hingga saat ini belum ada laporan kematian.
Kami mengimbau warga untuk mencari pengobatan di fasilitas kesehatan resmi.
Karena belum ada bukti ilmiah bahwa obat herbal dapat menyembuhkan penyakit ini,” ujar Dr. Christopher, melansir CNBC, Sabtu 21 Desember 2024.
Adapun gejala umum “Dinga Dinga” ini meliputi, demam, sakit kepala, batuk, hidung berair dan nyeri tubuh.
Para ahli kesehatan sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan penyakit ini dengan patogen pernapasan seperti influenza, COVID-19, malaria, atau campak.
Sementara itu, pasien dirawat menggunakan antibiotik dan kebanyakan pulih dalam waktu satu minggu.
Seorang pasien berusia 18 tahun mengisahkan pengalamannya
“Tubuh saya gemetar tak terkendali setiap kali mencoba berjalan, dan itu sangat mengganggu.
Namun, setelah dirawat di Rumah Sakit Bundibugyo, saya kini sudah sembuh,” katanya.
Wabah ini memunculkan perbandingan dengan “Wabah Menari” di Strasbourg, Prancis, pada 1518.
Di mana orang-orang menari tanpa henti hingga menyebabkan kelelahan dan kematian.
Namun, penyebab pasti “Dinga Dinga” masih menjadi teka-teki sambil menunggu hasil investigasi laboratorium.
Dr. Christopher menegaskan pentingnya pengobatan medis yang tepat.
“Kami meminta masyarakat untuk menghindari pengobatan herbal yang belum terverifikasi.
Dan segera mencari bantuan di fasilitas kesehatan lokal,” tambahnya.
Pihak berwenang dan tenaga medis terus memantau situasi dengan cermat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.***