KARUNAKEPRI.COM, Batam – Salim warga asli Kampung Sembulang Tanjung berharap dengan kehadiran Rempang Eco-City menjadikan anak dan cucunya nanti bisa menjalani kehidupan yang layak.
Salim salah satu warga yang terkena dampak Program Pembangunan Rempang Eco-City.
Dan ia sendiri memutuskan untuk pindah ke hunian sementara atas kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
“Melalui proyek ini, saya ingin anak cucu kami bisa hidup lebih layak,” harap Salim disela-sela kepindahannya pada hari Rabu 12 Juni 2024 ke hunian sementar yang disedikan BP Batam.
“Saya selalu berdoa kepada Allah SWT agar pembangunan ini bisa cepat selesai.
Dan kami bisa hidup di rumah baru dengan nyaman,” harapnya.
Seraya ia menyakini, bahwa pemerintah telah mempertimbangkan banyak hal sebelum proyek ini berjalan.
Khususnya yang berkaitan dengan sisi kemanusiaan dan hak masyarakat dalam memiliki rumah yang layak huni.
Sementara saat ini sebanyak 112 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak program pembangunan Rempang Eco-City telah bergeser dan menempati hunian sementara.
Jumlah itu kembali bertambah setelah beberapa warga asal Rempang mulai membuka diri terhadap rencana investasi di kampung mereka tersebut.
Di samping itu, langkah BP Batam dalam mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis menjadi salah satu faktor penting lainnya.
Hal ini guna mempercepat pergeseran terhadap warga yang terdampak program strategis Rempang Eco-City.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, juga mengatakan jika pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan proyek strategis Rempang Eco-City.
Ariastuty berharap, seluruh komponen daerah pun dapat mendukung BP Batam dalam merealisasikan investasi di Rempang.***