KARUNAKEPRI.COM. JAKARTA — Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan memberi hadiah kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Tak tanggung-tanggung, Putin memberikan sebuah mobil jenis limosin mewah Aurus Rusia kepada Kim.
Hadiah ini diberikan karena Kim dilaporkan menyukai mobil tersebut ketika mengunjungi Rusia timur pada September 2023 lalu. Saat itu Putin menunjukkan kepada Kim salah satu limusin lapis baja hitam yang ia gunakan dan Kim tampak nyaman saat mengendarainya.
“Ketika pemimpin DPRK berada di kosmodrom Vostochny, dia melihat mobil ini, Putin menunjukkannya secara pribadi, dan seperti banyak orang, Kim menyukai mobil ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov merujuk nama lain Korut, ketika ditanya tentang hadiah tersebut, seperti dikutip AFP pada Rabu (21/2/2024).
“Jadi keputusan ini sudah dibuat,” ujarnya lagi.
“Korea Utara adalah tetangga kami, tetangga dekat kami, dan kami bermaksud, dan akan terus, mengembangkan hubungan kami dengan semua negara tetangga, termasuk Korea Utara,” tambahnya.
Mengutip situs resminya, berikut sejumlah penampakan Aurus Rusia:


Berikut pula dalaman kendaraan ini:

Menurut situs pembuat mobil tersebut, mobil tersebut merupakan sedan mewah ukuran penuh pertama di Rusia. Itu juga merupakan mobil kepresidenan Putin.
Sementara kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan bahwa limosin buatan Rusia itu telah dikirim ke para pembantu utama Kim oleh pihak Rusia pada 18 Februari lalu. Kim diyakini sebagai penggemar berat otomotif dan memiliki banyak koleksi kendaraan mewah asing.
Pengamat meyakini barang-barang tersebut sebagian besar diselundupkan. Ini terkait dengan sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB di mana beberapa limusin Mercedes, Rolls-Royce Phantom, dan kendaraan sport Lexus termasuk di antaranya.
Di sisi lain, Rusia telah meningkatkan hubungan dengan Korut dan negara-negara lain yang memusuhi Amerika Serikat (AS) sejak dimulainya perang dengan Ukraina. Hal tersebut telah menjadi sumber kekhawatiran Barat.
AS menuduh Korut memasok peluru artileri dan rudal ke Rusia yang digunakan di Ukraina. Moskow dan Pyongyang menyangkal tuduhan AS namun berjanji tahun lalu untuk memperdalam hubungan militer.
Sumber : cnbcindonesia.com