KARUNAKEPRI.COM, BATAM – Dalam upaya mendorong pertumbuhan investasi dikota Batam, PT Gemilang Kharisma yang bergerak dibidang Mining & General Contractor melakukan perjanjian kerjasama investasi luar negeri dengan Belt & Road EPC LP Fund, bertempat di Santika Hotel, Senin (04/08/2025).
Kegiatan ini merupakan langkah yang sangat strategis dilakukan oleh PT Kharisma Gemilang di tengah upaya nya mendukung program pemerintah dalam membuka peluang kerja dan percepatan pembangunan kawasan industri.
CEO PT Gemilang Kharisma, Fifi Hariani, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah awal untuk menghadirkan investasi asing berskala besar ke Batam.

“Kami menjadi mitra lokal untuk memfasilitasi masuknya investasi dari Belt and Road LPC LP Fund ke Batam. Proyek pertama yang akan kami garap adalah reklamasi di Batam Centre, dengan rencana pembangunan kota mandiri dan kawasan baru,” ungkapnya.
Menurut Fifi, investasi tahap awal untuk proyek reklamasi ini mencapai USD 500 juta. Seluruh investasi dari inisiatif Belt and Road yang akan masuk ke Batam akan difasilitasi melalui PT Gemilang Kharisma. Tak hanya proyek reklamasi, kerja sama ini juga mencakup sektor energi, pengolahan limbah, dan air bersih.
“Mereka (LPC LP Fund) sudah memiliki basis kuat di Eropa, China, Hong Kong, dan Singapura. Kini giliran Batam menjadi fokus mereka. Ini adalah murni dana asing yang akan dibawa masuk ke Indonesia,” tambahnya.

Proyek reklamasi tersebut direncanakan berada di tengah laut, dengan luas mencapai 120 hektare. Kawasan ini nantinya akan dibangun menggunakan teknologi floating development, mirip dengan konsep kota buatan seperti di Dubai.
“Selama ini pasir laut diekspor, sekarang kita manfaatkan untuk pembangunan dalam negeri. Kita ingin membangun tanah air sendiri, bukan malah memperluas negara lain. Harapannya, semua berjalan lancar dan izin-izin dipermudah,” ujar Vivi optimis.
Dukungan dari Pemerintah Daerah
Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Ahmad, menyambut baik kerja sama tersebut. Ia menyatakan bahwa Pemko dan BP Batam siap memberikan dukungan agar proyek ini berjalan sesuai rencana dan tidak berhenti sebatas MoU.

“Kami menyambut baik kerja sama ini, khususnya dalam sektor reklamasi, energi, dan pengelolaan limbah. Harapan kami, kerja sama ini bisa berjalan nyata, bukan hanya di atas kertas,” ujar Amsakar.
Ia juga menekankan bahwa iklim investasi di Batam semakin prospektif seiring diberlakukannya dua regulasi baru, yakni PP Nomor 25 dan PP Nomor 28 Tahun 2025, yang mendelegasikan sebagian kewenangan dari pemerintah pusat kepada daerah.
“Namun demikian, saya juga mengingatkan agar rencana pengembangan ini diselaraskan dengan Rencana Induk (RENDUK) kawasan bebas Batam, Bintan, dan Karimun. Bila ada irisan, perlu dicari sinergi atau solusi alternatif agar tidak terjadi konflik perencanaan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Amsakar menjelaskan bahwa saat ini BP Batam tengah menuntaskan sistem manajemen lahan terpadu (Land Management System/LMS), yang ditargetkan selesai pada Agustus 2025. Setelah LMS selesai, alokasi lahan untuk investor dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat sasaran.
“Proyek yang dipaparkan ini rencananya akan berlokasi di Teluk Tering, dan kami menilai ini sangat prospektif. Namun, tentu harus tetap melalui proses perizinan dan regulasi yang berlaku,” tutup Amsakar.
Editor : Dedi








