KARUNAKEPRI.COM – Pelaksanaan PON (Pekan Olahraga Nasional) yang diselenggarakan di Aceh-Sumatera Utara kali ini dihebohkan dengan adanya kecurangan yang diduga dilakukan wasit.
Kecurangan yang dilakukan wasit tersebut terdapat dalam pelaksanaan lomba Tinju dalam PON (Pekan Olahraga Nasional) 2024.
Hal ini membuat heboh masyarakat, dan dengan adanya peristiwa tersebut membuat masyarakat kurang respect terhadap pelaksanaan PON 2024 yang kurang adil.
Aksi curang tersebut menimpa petinju asal Lampung, Rusdianto Suku saat bertanding melawan petinju tuan rumah Sumut, Joshua Harianja di Gedung Nomensen Siantar pada Sabtu 14 September 2024.
Wasit yang memimpin pertandingan di kelas 75-80 kg tersebut adalah Roike Wane yang mengambil keputusan kontroversi dan merugikan peserta asal Lampung.
Kecurangan tersebut kemudian dibagikan oleh akun Instagram @medsos_rame.
Dalam unggahannya, menampilkan atlet petinju yang sedang beraksi dalam ring tinju.
Dalam video tersebut juga menampilkan Rusdianto yang juga atlet tinju harusnya menang KO melawan tuan rumah, tapi justru akhirnya dibuat kalah.
Selain itu, dalam rekaman live video terase juga menampilkan wasit yang tidak menghentikan pertandingan saat Rusdianto memukul telak lawannya hingga sempoyongan dan terjatuh.
Dan saat petinju Sumut yang juga tuan rumah terjatuh kedua kali, wasit tidak memberi hitungan.
Bahkan seolah olah sengaja mengulur waktu untuk memberi kesempatan recovery bagi petinju tuan rumah asal Sumatera Utara tersebut.
Dan pada akhir pertandingan tinju tersebut, justru petinju Sumut yang dinyatakan menang angka, padahal harusnya petinju Lampung yang menang KO.
Setelah itu, petinju Sumatera Utara Joshua langsung dibawa oleh tim medis dengan ambulance ke Rumah sakit terdekat.
Sedangkan menurut pelatih tinju asal Lampung, Piter Harry, mengatakan seharusnya laga itu sudah dihentikan mutlak.
Hal tersebut terjadi karena petinju asal Sumut sudah dua kali mendapat pukulan dan sempoyongan.
Kemudian atas keputusan tersebut, tim tinju asal Lampung melayangkan protes karena telah dicurangi. ***