Menlu RI Retno Marsudi Serukan Penghapusan Total Senjata Nuklir di PBB

redaktur redaktur

Menlu Retno Marsudi di Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum PBB memperingati Hari Internasional Penghapusan Total Senjata Nuklir./net

 

KARUNAKEPRI.COM, NEWYORK – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyerukan penghapusan total senjata nuklir melalui aksi konkret.

Seruan Retno pada Pertemuan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum PBB memperingati Hari Internasional Penghapusan Total Senjata Nuklir.

“Pertama, memulai negosiasi perlucutan senjata dengan sungguh-sungguh, kita harus memperbarui kemauan politik dan menggandakan upaya kita.
Yaitu, untuk memajukan perlucutan senjata, membangun kembali kepercayaan, dan bergerak menuju dunia bebas senjata nuklir,” ujarnya.

Retno saat itu menghadiri pertemuan yang berlangsung di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis, 26 September 2024.

Menurut Retno langkah selanjutnya adalah menghadapi risiko teknologi yang berkembang.

Ia menyerukan pentingnya regulasi yang kuat dan pengendalian yang ketat mencegah meningkatnya ancaman konflik nuklir akibat kemajuan teknologi.

“Ketiga, menjaga perdamaian, yntuk membangun perdamaian, kita harus mengesampingkan perpecahan, ketidakpercayaan, dan paradigma lama.

Serta, memilih persatuan, kerja sama, dan komitmen terhadap perdamaian,” kata Retno menegaskan.

Pada kesempatan itu Retno juga menyampaikan komitmen kuat Indonesia dalam mewujudkan dunia yang bebas dari senjata nuklir.

Retno menyatakan pilihan-pilihan yang dibuat hari ini akan membentuk dunia bagi generasi mendatang.

“Rasa takut tidak boleh menjadi penentu masa depan kita. Indonesia tetap teguh dalam tujuannya untuk penghapusan total senjata nuklir,” ucapnya.

Secara khusus Menlu RI mengingatkan, meskipun dunia memimpikan masa depan bersama yang penuh harapan.

Namun, kenyataannya dunia masih berada di bawah bayang-bayang ancaman kehancuran nuklir.

“Sebanyak 13.000 senjata nuklir masih dimiliki oleh beberapa negara.

Termasuk, yang berada di luar NPT (Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir),” kata Retno.

Retno turut menyoroti kekhawatiran global atas mundurnya kesepakatan-kesepakatan pengendalian senjata, meningkatnya retorika nuklir yang agresif.
Serta, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) yang semakin memperumit risiko nuklir.

“Dalam perkembangan yang suram ini, kita harus bertanya pada diri sendiri: Apakah rasa takut terhadap senjata nuklir menjadi jaminan perdamaian?. Jawaban Indonesia akan selamanya tidak,” ujarnya.

Sementara, setelah secara resmi menyampaikan instrumen ratifikasi Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir (TPNW) kepada PBB pada 25 September lalu.
Menlu Retno menegaskan kembali Indonesia menolak berdiam diri di tengah ancaman perang nuklir yang hari ini lebih tinggi daripada masa Perang Dingin.***

Also Read

Tinggalkan komentar