KARUNAKEPRI.COM – Kue satu ini jarang kita temukan, karena kehadirannya saat acara-acara tertentu.

Kuliner asal Lingga ini bernama Kue Bunga Gelam dibuat pada saat acara adat.

Tidak heran bila kehadiran kue ini syarat akan makna dan dinilai sakral.

Bahkan kue ini juga simbol kebahagiaan dan keselamatan bagi mereka yang mempraktikkannya.

Kue Bunga Gelam cukup enak di lidah, dan memiliki cerita rakyat yang hidup di tengah-tengah masyarakat tertentu.

Dipercaya kue ini mampu melancarkan urusan dan memberikan perlindungan dari kekuatan ghaib yang tidak terlihat.

Di balik kepercayaan ini, terdapat kebutuhan manusia akan ketenangan dan semangat yang didapat dari hubungannya dengan hal-hal yang luar biasa.
Biasanya Kue Bunga Gelam sering disajian di Kampung Gelam di Daik, Lingga, karena merupakan warisan dari kue tersebut.

Kue ini lazimnya dibuat oleh beberapa keluarga yang memiliki akar nenek moyang dari kampung tersebut.

Meskipun tidak semua keluarga di sana memiliki tradisi membuat kue bunga gelam, namun bagi yang meneruskannya, tradisi ini memiliki makna yang sangat dalam.

Kue bunga gelam tidak hanya dibuat dalam acara adat istiadat seperti khitanan, bertindik, atau pernikahan, tetapi juga dalam kelahiran anak.

Dipercaya bahwa kue ini mampu menjauhkan dari bencana, sementara minyak yang diperoleh dari bunga gelam diyakini mampu menyembuhkan luka akibat khitanan atau bertindik.

Proses pembuatan kue bunga gelam dilakukan oleh seorang perempuan dalam keadaan bersih, setelah berwudhu.

Setelah selesai, sisa-sisa kue atau bahan-bahan yang digunakan dihanyutkan ke sungai, sebagai bentuk penghormatan kepada tradisi dan lingkungan.
Resep pembuatan kue bunga gelam sendiri terdiri dari bahan-bahan alba, adas manis/pedas, jahe, kunyit, serai, bawang putih, garam, telur, kepala ikan, dan tepung beras.

Semua bahan ini dicampur dengan santan dan dibumbui sesuai selera, lalu digoreng hingga matang.