Kenaikan IPH di Kabupaten Anambas Tertinggi di Pulau Sumatera

redaktur redaktur

Plt. Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir./net

 

KARUNAKEPRI.COM,KEPRI– Plt. Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir mengatakan, sejauh ini kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi di Pulau Sumatera terjadi di Kabuten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.

Untuk nilai perubahan IPH 0,44% dengan komoditas andil terbesar Beras (0,8096%), Cabai rawit (0,76%).

Dan juga ikan kembung/Ikan Gembung/Ikan Banyar/Ikan Gembolo/Ikan Aso-aso (0.3885%).

Pernyataan Tomsi Tohir diketahui saat Pemko Tanjungpinang mengikuti rapat koordinasi Pembahasan Langkah Kongkret Pengendalian Inflasi.

Diselenggarakan secara hybrid oleh Kemendagri Republik Indonesia.

Rakor berlangsung di ruang rapat lantai 2, Kantor Walikota Tanjungpinang, Senin 19 Agustus 2024.

Dihadiri Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Pemko Tanjungpinang, Dr. Elfiani Sandri, beserta para stakeholder terkait.

Dikatakan Tomsi, secara nasional jumlah kabupaten/kota yang mengalami penuruan IPH sampai dengan M3 Agustus 2024 lebih banyak dibandingkan kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH.

Begitu juga jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH turun dari minggu sebelumnya.

Tomsi mengatakan dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan seperti saat ini, pemanfaatan sumber daya lokal bukan hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan.

Dengan memberdayakan potensi lokal, kata dia, tidak hanya dapat menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok di daerah.

Tetapi juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat.

Serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.

“Saya mengajak seluruh Kepala Daerah untuk bekerja sama, berbagi praktik terbaik.

Dan saling mendukung dalam upaya kita bersama.

Marilah kita merumuskan langkah-langkah konkret yang dapat segera diimplementasikan di daerah masing-masing.

Saya percaya, dengan komitmen dan kerja keras kita semua, kita akan mampu mengendalikan inflasi dan menjaga kesejahteraan masyarakat.” ujar Tomsi.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam era globalisasi ini, peran impor dan ekspor juga sangat krusial.

Untuk itu, Tomsi mengajak seluruh Kepala Daerah untuk lebih memperhatikan kebijakan terkait impor dan ekspor komoditas bahan pokok.

Tentunya dengan cermat dalam mengelola sumber daya yang dimiliki.

Baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun kata Tomsi, untuk kepentingan ekspor.

Maka dari itu, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan.

Sementara berdasarkan laporan SP2KP Kemendagri Komoditas yang paling sering memberikan andil deflasi pada bulan Agustus adalah bawang merah, daging ayam ras, cabai rawit.

Data hingga Minggu ke-3 (M3) Agustus 2024 menunjukkan bahwa cabai rawit mengalami kenaikan 16,20%.

Begitu pula dengan cabai merah turun sebesar 1,83% dibanding Juli 2024.

Sedangkan beras masih mengalami kenaikan 0.17% dibanding Juli 2024.***

Also Read

Tinggalkan komentar