Kasus HIV/AIDS di Kota Tanjungpinang Masih Tinggi, Hingga Kini Terdapat 98 Kasus

redaktur redaktur

Rustam, Kadinkes Tanjungpinang./net

 

KARUNAKEPRI.COM,TANJUNGPINANG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) ,Kota Tanjungpinang, Rustam, mengatakan megaskan bahwa HIV/AIDS masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat.

Untuk Kota Tanjungpinang,hingga Oktober 2024, jumlah terdapat 98 kasus HIV dari 12.426 orang yang diskrining, 21 kasus AIDS, dan 18 kematian.

Namun dari jumlah tersebut mengalami penurunan dibandung tahun 2023, terdapat 130 kasus HIV dari 14.678 orang yang diskrining, dengan 60 kasus AIDS dan 13 kematian.

Pernyataan Rustam tersebut saat menghadiri pembukaan rangkaian kegiatan Peringatan Hari AIDS Sedunia.

Acara dibuka Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemko Tanjungpinang, Tamrin Dahlan.

Dan digelar di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman, Tanjungpinang, Kepri, Sabtu, 30 November 2024.

Menurut Rustam, tingginya kasus HIV dan AIDS ini dipengaruhi oleh faktor perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan.

Oleh karena itu, peningkatan program pelayanan kesehatan, baik di Puskesmas maupun rumah sakit, sangat diperlukan untuk menekan angka penularan.

“Untuk mencapai target ending AIDS 2030, pemerintah berkomitmen untuk mengurangi penularan baru dan menurunkan angka kematian akibat HIV di Tanjungpinang,” ujarnya.

Rustam juga menginformasikan perkembangan positif dalam metode pencegahan HIV.

Jika sebelumnya pencegahan berfokus pada perubahan perilaku dan penggunaan kondom, kini telah tersedia pengobatan pra-pajanan yang ditujukan untuk populasi kunci.

“Alternatif pencegahan kini semakin beragam. Namun, kami sangat memerlukan dukungan dari masyarakat dan berbagai lembaga untuk mengampanyekan perilaku hidup positif guna mencegah penularan HIV,” jelas Rustam.

Layanan kesehatan yang inklusif dan bebas diskriminasi merupakan faktor penting dalam penanggulangan HIV.

Rustam menegaskan, menjaga kesetaraan dalam pelayanan kesehatan sangat diperlukan agar fasilitas kesehatan dapat menjadi tempat yang aman bagi setiap individu.

“Fasilitas kesehatan harus menjadi tempat yang aman bagi semua orang. Sayangnya, diskriminasi justru masih terjadi di lingkungan keluarga, dan ini harus menjadi perhatian kita bersama,” jelasnya.

Seraya Ia mengingatkan, masyarakat agar terus diberikan edukasi terkait HIV/AIDS untuk menghilangkan stigma dan kesalahpahaman yang ada.

“HIV/AIDS hanya menular melalui cara-cara tertentu, bukan melalui interaksi sosial biasa.

Pemahaman yang benar akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif,” ucapnya.

Dan Rustam berharap, peringatan Hari AIDS Sedunia dapat menjadi momentum untuk mencapai target ending AIDS 2030.

“Semoga peringatan ini semakin memperkuat komitmen kita bersama dalam menanggulangi HIV/AIDS secara menyeluruh,” tutupnya.***

Also Read

Tinggalkan komentar