KARUNAKEPRI.COM, BATAM – Bank Indonesia (BI) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional, khususnya di Kepulauan Riau, dengan mengedepankan transformasi digital dan penguatan hilirisasi di sektor-sektor unggulan, termasuk industri pengolahan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Kepulauan Riau, Rony Widijarto, dalam kegiatan bincang santai bersama media yang berlangsung di kantor BI Kepri, Batam, Selasa (8/7/2025).
Kegiatan ini membahas berbagai informasi seputar inflasi dan pertumbuhan ekonomi kedepannya.
“Kita perlu memperkuat pondasi ekonomi daerah melalui peningkatan adopsi transaksi digital, literasi keuangan, serta pengembangan potensi hilirisasi di sektor strategis, Ekonomi lagi tinggi maka inflasi akan tinggi, inflasi masih terjaga 1,3 % persemester, sedangkan secara nasional 1,8%.” ungkap Rony.

Ia menyoroti bahwa Kepri memiliki keunggulan dalam beberapa sektor penting, seperti pariwisata, perikanan, dan industri pengolahan, yang masih bisa dioptimalkan secara signifikan. Industri Galangan kapal juga sangat tinggi karena permintaan kapal untuk transportasi bagi komoditas pertambangan didaerah lainnya.
Dalam upayanya mendorong transformasi ekonomi digital, BI Kepri secara aktif menjalin kolaborasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan kalangan akademisi.
Salah satu prioritas utama saat ini adalah perluasan penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran di sektor UMKM dan destinasi wisata. QRIS memudahkan setiap orang untuk transaksi perbankan. Kepri akan menjadi pembiayaan yang digital tanpa mengurangi transaksi manual non tunai.
“Dengan inklusi keuangan digital, kita bisa membuka akses pasar yang lebih luas bagi pelaku usaha, mempercepat distribusi barang dan jasa, serta menciptakan efisiensi dalam sistem ekonomi lokal,” jelasnya.
Rony juga menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur ekonomi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama di wilayah-wilayah hinterland agar pertumbuhan bisa merata.
“Pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan harus diusahakan secara bersama. Keterlibatan institusi keuangan, termasuk perbankan, sangat dibutuhkan untuk menyediakan akses pembiayaan yang merata,” tegasnya.

yang tumbuh secara positif.
Selain itu, BI Kepri turut memperkuat koordinasi dalam menjaga kestabilan harga dan pasokan, salah satunya melalui partisipasi aktif dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Serta melakukan berbagai program-program Bi di kepri Terutama Batam yang memiliki tingkat pengangguran tinggi, dengan menjaga inflasi dengan pola tersistem.
Yang salah satunya, melakukan operasi pasar dan pasar murah bersama pemerintah daerah sebagai upaya mendorong kemandirian pangan.
“Bank Indonesia di Kepri akan terus berperan sebagai mitra strategis bagi pemerintah daerah, khususnya dalam perumusan dan implementasi kebijakan ekonomi daerah,” bebernya.
Dengan semua program tersebut BI Kepri secara optimis akan mampu menargetkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan oleh pemerintah untuk kepri 8% hingga 2029.
BI Kepri juga memacu UMKM untuk naik kelas, dengan mendorong UMKM ekspor dan melakukan upaya pendampingan serta UMKM yang digitalisasi. Mendorong pertumbuhan transaksi digitalisasi dan mengurangi transaksi kartal. Sebagai upaya inklusi keuangan.
” BI Kepri juga senantiasa melakukan efent kegiatan masal. Seperti “Gebyar Melayu Pesisir” dan “Carnival”. Program tersebut merupakan kegiatan yang mendorong pertumbuhan transaksi melalui digitalisasi dengan berbagai kemudahan pembayaran perbankan non tunai”.
Tak ketinggalan program Ekspedisi Rupiah berdaulat di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal), masih terus dilakukan untuk meningkatkan transaksi non-tunai serta penggunaan uang kartal yang layak edar, tutup Rony.
Penulis : Dedi /Editor : Zabur








