Angka Kunjungan Wisman ke Kepri Jauh dari Targetkan Kemenparekraf

redaktur redaktur

Guntur Sakti Kadispar Kepri./net

 

KARUNAKEPRI.COM,KEPRI – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri Guntur Sakti menjelaskan, angka kunjungan wisata mancanegara (wisman) ke Kepri pada triwulan pertama tahun ini masih jauh dari yang ditergetkan Kemenparekraf sebesar 3 juta wisatawan.

Pada triwulan pertama ini, kata Guntur, kunjungan wisman ke Kepri baru menyentuh di angka 400 ribu.

Jumlah tersebut masih selisih 300 ribu wisaman dari angka ideal sebanyak 700 ribu kunjungan.

Dinilai Guntur, penerapan short term visa atau VoA khusus diperjuangkan Gubernur Ansar diharapkan dapat magnet bagi wisman berkunjung ke Kepri.

Sehingga target yang ditetapkan dapat terpenuhi.

Malah Guntur menilai, target sebesar 3 juta kunjugan wisatawan ke Kepri di tahun 2024 ini terkesan ambisius.

Tapi besaran target itu dia sebut menjadi relevan ketika dianggap sebagai effort oleh Kemenparekraf RI agar Kepri dapat mendatangkan wisman dalam jumlah besar.

“Setelah menetapkan target kunjugan wisatawan ke Kepri, Pak Menteri (Sandiaga Uno) turut memperjuangkan insentif regulasi berupa penerapan VoA,” jelas Guntur.

Menparekraf Sandiaga disebut Guntur meneruskan surat ke Kemenkumham agar short term visa yang diperjuangkan Gubernur Ansar dapat segera diterapkan.

Sebagaimana diketahui, akhir pekan lalu Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan jika kebijakan Visa on Arrival (VoA) di Kepri sudah dalam tahap finalisasi.

Menparekraf Sandiaga telah menandatangani formulasi akhir yang akan disahkan melalui Peraturan Presiden terkait dengan kebebasan untuk regulasi bagi ekspatriat yang tinggal di Singapura dan kunjungan wisatawan.

Adapun skema VoA ini nantinya akan diberlakukan dengan dua jenis durasi, yaitu 30 hari dan tujuh hari.

Untuk durasi 30 hari, wisatawan akan dikenakan tarif Rp500 ribu dan short term visa yang berlaku selama tujuh hari dikenakan tarif Rp100 ribu.

“Jadi nanti hasil akhirnya yang kita harapkan, untuk short term visa yang diajukan daerah sekitar 10 dolar AS itu juga sebagai rancangan untuk itu.
Seandainya yang visa ini tidak dipertimbangkan. Maka rancangan kedua yang menjadi opsi,” terangnya Sandiaga ketika itu.***

Also Read

Tinggalkan komentar